Hujan tak kunjung henti menggenangi tanah tak bertuan ini. Para insan pun mengambil kaki seribu mencari perlindungan, namun kaki nya tak ingin lari mencari teduh. menyeruakan hasrat untuk melawan. Dirasa tak kan pernah resah air ini terus menjatuhkan diri. Sesekali ia menikmati nada gemuruh hujan, berjalanlah kaki kecil itu dengan tertunduk, tak peduli sekitar. Terlihat kacau dan basah, menjadi pusat perhatian orang tak berdosa. Gemuruh bunyi kian memekakan genderang telinga. Tak perduli apa yang menghadang, keras kepala untuk dia berteduh di hentakan angin. Langkah pun terhenti saat dia di tujukan pada sesosok orang di hadapannya. Dengan payung berwarna merah di tangan kirinya disodorkan tangannya ke depan bermaksut untuk melindungi. "apa mau mu? jangan halangi jalan ku!". dibalasnya dengan wajah senyum yang sulit untuk di jelaskan. "apakah kau tak memikirkan sedikitpun tentang orang lain? apakah kau tak mengerti seberapa orang sekitarmu memperdulikanmu?" ucapnya. Terketuk dengan serangkaian kalimat yang dibuatnya. Tak kuat lagi kaki menumpu tubuhnya. Mendekap tubuhnya dengan lengan basahnya. "mengapa harus kau yang datang... aku menyiapkan hatiku untuk tertinggal. membiarkan seluruh hati dan ragaku rapuh terhembas badai, biarkan aku sendiri... pergilah.." lirihnya.
editor : Anggoro, Mira
Sabtu, 07 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)


0 komentar:
Posting Komentar