Dreams are renewable. No matter what our age or condition, there are still untapped possibilities within us and new beauty waiting to be born.

-Dale Turner-

Jumat, 25 Januari 2013

Aku, Raja, Istana, dan Menara.

Kini aku mengerti kenapa kerajaan ini mengalami bencana. Kini aku tau apa arti firasat itu. Kini aku melihat, apa itu kenyataan. Raja telah memutuskan untuk pergi dari kerjaan ini selamanya. Aku dan raja pernah mendaki menara ini hingga lantai ke 24, saat itu di ubin ke 17, pada saat bulan dan bintang tengah tenggelam akan kuasa awan hitam. Di latari karunia awan kami berdialog. Dialog tentang kerajaan ini. Saling memalingkan wajah, sesekali menatap dengan sendu satu sama lain. Aku tidak tahan dengan dialog masa depan kerajaan yang berada di ujung tombak ini. Kami masih berdialog meski aku gemetaran dengan perekat batu di tanganku. Aku membawa batu ke 40 dan masih berhasil merekatkannya meski goyah, Raja mendekatiku dari ubin ke 9 dengan batu ke 41. Tepat disaat Raja menyerahkan batu itu, dia mengatakan semua telah berakhir. Badanku tak lagi setegar beberapa gerak lalu. Aku bergetar menahan diriku, menyampaikan pada otakku ini semua bukan akhir. Setelah meyakinkan diriku, dengan berat kelopak mataku beralih dari batu di tanganku ke manik mata nya. Menatap betapa sungguh ia akan pergi, meninggalkan ku lagi, tidak untuk beberapa waktu, tapi untuk selamanya. Aku melihat kesedihan di mata teduhnya, tapi kami tidak dapat berbuat apapun selain menjadi sosok yang meninggalkan dan ditinggalkan. Raja selalu dan akan selalu begitu, misterius, bahkan padaku yang telah bersamanya hingga lantai 24 ini. Dengan segala hal yang kami lewati tiap lantai, tiap ubin, tiap suasana.
Kenangan kami berkelebat di pikiranku.
Di lantai 4 dulu ia pernah mengatakan ia tak akan pernah melepaskan ku selain aku memintanya, dulu di lantai 5 pertama kali kami mengkhayalkan masa depan, di lantai 6 kami saling menyemangati satu sama lain karena ada serangan dari sihir tinta, tapi kini di lantai 24 ia melepasku, menghentikan langkahku, dan akan menatap jalan lain menuju nirwana nya nanti, dan tentunya tidak bersamaku.

Raja, kepadamu yang kini meninggalkanku.
Berhati-hatilah, jalanan yang kita lewati hanya sebagian kecil dari guru mu di perjalanan nanti. Aku yang di kerajaan ini pasti akan merindukanmu, menyimpanmu dengan baik, menatap ke arahmu menjauh dari menara tertinggi yang kita miliki disini. Bekal doa yang ku ucapkan, setidaknya itulah bingkisan kecil terakhirku, itu caraku memelukmu dari jauh. Aku mungkin akan beristirahat sejenak. Tapi Raja, kau tidak boleh beristirahat, kerajaan barumu menunggu.
Raja, aku ingin mengatakan banyak hal padamu, banyak sekali, tapi aku akan mencoba berhenti, masih mencoba, Raja. Maaf bila dalam perjalanan kita aku banyak menyusahkan dan mengacau, terima kasih telah bersamaku hingga di lantai 24 ubin ke 17 dan langkah dari ubin 9 dan batu ke 41... King of My Heart, Apple Princes, Little Danbo, Albums, Our story.

0 komentar:

Posting Komentar